Potensi Kognitif: Imbuhan

 

πŸ™‹πŸ»‍♀️Halo, #StudyFriend!

Kembali bersama Stu yang akan membahas materi yang tentu saja menjadi materi penting yang akan ada dalam soal SNBT nantinya!

Yuk, simak bersama penjelasan Stu tentang IMBUHAN!πŸ“


Sebenarnya, seperti yang sudah diketahui oleh #StudyFriend, imbuhan dikenal dengan kata tambahan yang membantu menambahkan arti pada kata dasar. Nah, tapi #StudyFriend penasaran tidak sih, pengertian imbuhan itu sebenarnya seperti apa?πŸ€”

Pengertian✨

Kata imbuhan pada dasarnya tak terlalu rumit untuk dipahami. Sebab sesuai dengan namanya kata imbuhan berarti kata yang ditambahkan pada kata dasar. Kata imbuhan tersebut bisa diletakkan di awal kata, di tengah kata ataupun di akhir kata dasar.

Kata dasar yang diberi kata imbuhan akan membentuk kata dengan makna yang mungkin baru. Makna baru tersebut dapat berbentuk menjadi kata kerja, kata benda, kata sifat, kata bilangan ataupun kata keterangan. Dikarenakan hal tersebut kata imbuhan kerap dipakai dalam penyusunan kalimat.


Wah, tak disangka bahwa kata imbuhan yang sering kali kita abaikan kehadirannya berperan cukup penting dalam penyusunan kalimat. Nah, kira-kira fungsi sebenarnya dari imbuhan apa saja ya?🧐

Fungsi✨

Sebenarnya Stu sudah sempat menyinggung fungsi dari imbuhan pada penjelasan pengertian. Namun, akan Stu bahas dengan lebih lengkap di bawah ini.

  1. Membentuk Kata Benda Kata benda adalah kata yang mengacu pada benda, manusia, binatang dan konsep. Kata benda ini sangat penting dalam sebuah kalimat, karena digunakan sebagai subjek.

    Adapun ciri-ciri kata benda, biasanya berfungsi sebagai subjek, objek dan pelengkap bila predikatnya kata kerja, diikuti kata sifat dan tidak bisa diingkatkan dengan kata tidak. Kata imbuhan yang biasanya dibutuhkan untuk mengubah kata dasar menjadi kata benda, seperti pen-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, pen-an, pe-an, per-an, dan ke-an. Misalnya, perkantoran (per-an) dan wartawan (-wan).

    Contoh kata benda dalam sebuah kalimat :

    • Makanan yang dimasak itu untuk korban gempa.
    • Pria tampan itu seorang pelukis terkenal di Indonesia.
    • Andi membawa banyak makanan untuk perbekalan selama perjalanan.
  2. Membentuk kata kerja

    Kata kerja adalah kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang. Kata kerja memiliki ciri-ciri, meliputi fungsi utama sebagai predikat, bermakna sebagai proses atau keadaan, bermakna sebagai keadaan dan tidak bisa digabungkan dengan adverbial.

    Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata kerja, seperti me-, mem-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan, dan di-i. Misalnya, menari, berkuda atau bernyanyi.

    Contoh kata kerja dalam sebuah kalimat, sebagai berikut :

    • Ibu membakar sampah di belakang rumah.
    • Budi memukul Anton dengan sangat keras.
    • Pak Raden berlari setiap pagi.
  3. Membentuk kata sifat Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang digunakan untuk mengubah kata benda atau kata ganti sehingga membuatnya menjadi lebih spesifik. Kata sifat bisa menjelaskan tentang kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas dan menekankan suatu kata.

    Kata sifat memiliki ciri-ciri yang bisa mempermudah pemahaman, seperti bisa ditambahkan dengan kata keterangan pembanding, kata keterangan penguat, bisa diulang dan bisa diingkari dengan kata tidak.

    Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata sifat, meliputi –i, -wi,-iah, ter-, -er, -al, -ik, dan –is. Misalnya, agamis, manusiawi, duniawi atau ilmiah.

    Contoh kata sifat dalam sebuah kalimat, seperti:

    • Anton adalah orang yang sangat tidak manusiawi dengan pembantunya.
    • Citra merupakan murid terpandai di kelasnya.
    • Aderai adalah petinju terkuat di antara rekan-rekannya.
  4. Membentuk kata bilangan Kata bilangan adalah kata yang digunakan untuk menghitung jumlah wujud (orang, binatang atau barang), urutan dalam suatu rangkaian angka. Posisi kata bilangan biasanya sebelum kata benda untuk memberikan keterangan yang berhubungan dengan jumlah.

    Jenis-jenis kata bilangan meliputi kolektif, distributif, klitika, tak tentu, ukuran, tingkat dan pecahan. Kata bilangan ini juga sering disalahartikan sebagai kata keterangan atau kata sifat karena fungsinya yang hampir sama dalam sebuah kalimat.

    Padahal, kata bilangan cukup spesifik menggunakan satuan jumlah atau angka. Sedangkan imbuhan yang biasa digunakan untuk membentuk kata bilangan, seperti se-, ke, ber- dan masih banyak macamnya. Misalnya, ketiga, sepuluh, berlima, kedua dan lainnya.

    Contoh kata bilangan dalam sebuah kalimat, adalah sebagai berikut:

    • Sepuluh peserta dalam penelitian kecil ini dipantau selama enam bulan.
    • Tahun ini, anak pertama saya akan ulang tahun kedua.
    • Ketiga anak Ibu Santoso kuliah di luar negeri.
  5. Membentuk kata Keterangan Kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk memberikan keterangan dalam suatu kalimat, baik keterangan tempat, waktu, alat, sebab akibat dan lainnya.

    Kata keterangan ini berfungsi memberi penjelasan mengenai kata sebelum atau sesudahnya dalam satu kalimat. Tapi, perlu diingat kalau kata keterangan ini berisi satu kata, bukanlah bentuk frasa maupun klausa.

    Imbuhan yang biasanya digunakan untuk membentuk kata keterangan, meliputi di, se-nya ; -nya ; -an. Misalnya, sepertinya, habis-habisan, seindah-indahnya dan lainnya.

    Contoh kata keterangan dalam suatu kalimat, seperti:

    • Faisal menjadi juara pertama lomba lari di sekolah.
    • Raisa membeli baju baru untuk lebaran kemarin.
    • Ibu Naufal akan sangat bangga seandainya anaknya menang lomba matematika.

Wah, ternyata kata imbuhan yang terkadang tidak terlalu kita fokuskan memiliki 5 fungsi yang ketika digunakan tentu saja akan merubah kata dasar yang disambungkan dengan imbuhan. Sudah paham mengenai fungsi, maka Stu akan membahas jenis-jenis dari imbuhan nih, #StudyFriend!

Jenis✨

Terdapat dua jenis imbuhan, #StudyFriend. Yuk, kita bahas satu-persatu!πŸ“πŸ“’

  1. Berdasarkan Letak atau Posisinya

    • Kata Imbuhan di Awal (Prefiks) Kata imbuhan ini diletakkan pada awal kata dasar yang dikenal dengan prefiks. Adapun contoh dari kata imbuhan prefiks di antaranya yakni me-, ber-, pe-, per-, te-, ter-, ke-.

      Contoh: melihat, tersengat, terjatuh, terpidana, membaca, menulis.

    • Kata Imbuhan di Akhir (Sufiks)

      Sedangkan kata imbuhan yang diletakkan di akhir kata dasar dikenal dengan sufiks. Kata imbuhan sufiks ini terdiri dari -an, -kan, -nya, -I, -man/-wan/-wati, -kah. Ada juga kata imbuhan akhir dari kata serapan yakni -al, -iah, -asi/-isasi, -er, -ir, -or, -er, serta -isme.

      Contoh: bulanan, lukisan, tuliskan.

    • Kata Imbuhan di Tengah (Infiks)

      Kata imbuhan ini diletakkan di tengah kata dasar atau dikenal dengan sebutan infiks. Kata imbuhan infiks biasanya menggunakan huruf konsonan dan vocal di tengah kata dasar. Adapun contoh dari kata imbuhan infiks terdiri dari -em, -el, -in, -er, serta -eh.

      Contoh: gemuruh, temali, temurun.

    • Kata Imbuhan di Awal dan Akhir (Konfiks)

      Sementara kata imbuhan yang diletakkan di awal dan akhir kata dasar dikenal dengan sebutan konfiks. Ini merupakan gabungan dari kata imbuhan awalan (prefiks) dan kata imbuhan akhir (sufiks). Kata imbuhan konfiks terdiri dari per-an, ber-an, di-I, peng-an, ke-an, memper-I, me-kan.

      Contoh: ketakutan, berdasarkan.

  2. Kata Imbuhan Serapan

    Kata imbuhan serapan ini merupakan kata imbuhan dari bahasa asing yakni bahasa Arab, bahasa Sansekerta, ataupun bahasa Inggris. Di mana kata imbuhan tersebut memiliki tambahan kata yakni dalam bahasa Arab (-ah, -i), bahasa Sanskerta (-man, -wan, -wati), bahasa Inggris (-an, -en, -is, -if, -al).

    Contoh: manusiawi, kimiawi, digitalisasi, tunawisma.


Pembahasan terakhir tentang imbuhan yang harus #StudyFriend pelajari adalah mengenai aturan dari penggunaan kata imbuhan. Karena, ketika kita menggunakan kata imbuhan pada kata dasar yang tidak tepat, maka akan menyebabkan kesalahan pada kalimat yang akan kita susun.

Aturan Penggunaan✨

Penggunaan kata imbuhan biasanya dapat berpengaruh pada kata dasarnya yang akan mengalami perubahan makna. Oleh karena itu, yuk simak tentang penggunaan kata imbuhan di bawah ini:

  • Kata imbuhan dengan kata dasar berawalan huruf s diganti dengan meny-. Contohnya menyapu (meng- + sapu)
  • Kata imbuhan dengan kata dasar berawalan huruf k diganti dengan meng- atau peng-. Akan tetapi ada sejumlah kata yang ketentuannya masih tetap menggunakan huruf k meskipun telah ditambahkan kata imbuhan me-. Contohnya mengunci (meng- + kunci)
  • Kata imbuhan dengan kata dasar berawalan huruf p diganti dengan huruf me-. Contohnya memesona (me- + pesona)
  • Kata imbuhan dengan kata dasar huruf awal I, m, n, r, w, y tetap menggunakan awalan me- dan pe-. Contohnya melaut (me- + laut)
  • Kata imbuhan dengan kata dasar huruf awal c, d, j, t, z akan berubah menjadi men- dan pen-. Contohnya mencuri (me- + curi)
  • Kata imbuhan dengan kata dasar huruf awal b, f, p, v akan berubah menjadi mem- dan pem-.
  • Kata dasar dengan fonem vokal a, i, u, e, o dan g, h, k berganti menjadi meng- dan peng-.

Yeayyyy! πŸ₯³

Selesai sudah pembahasan kita mengenai imbuhan. Stu berharap semoga #StudyFriend bisa memahami dengan baik penjelasan Stu di atas. Dan #StudyFriend juga bisa lebih memahami penggunaan imbuhan dalam penyusunan kalimat nantinya!πŸ˜ŠπŸ“

Selamat belajar, #StudyFriend!

Salam hangat,

StuπŸ€—

Comments