Potensi Kognitif: Konjungsi

 

πŸ™‹πŸ»‍♀️Halo, #StudyFriend‼️

Apa kabar kalian semua???

Kabar Stu untuk minggu ini, baik-baik saja. Stu harap kabar #StudyFriend juga baik ya, dan semangat untuk simak rangkuman yang Stu buat ini! πŸ€—

Dalam kesempatan kali ini, Stu mau membahas salah satu materi yang sebenarnya mudah, tapi dalam mengerjakan soal-soal suka terjadi kesalahan dalam menjawabnya. Hmm, mungkin karena terlalu banyak jenisnya kali ya? Atau #StudyFriend belum pernah membahas materi ini dengan baik??? So, yuk kita bahas bareng Stu‼️😊


Konjungsi πŸ“

Kata konjungsi tentu sudah tidak asing di telinga #StudyFriend karena dalam hampir setiap materi bahasa Indonesia akan menyinggung konjungsi, dengan berbagai jenis yang sesuai dengan materi yang di pelajari.

Nah, Stu di sini mau membahas lebih dalam mengenai konjungsi. Yuk, pahami bersama! 🧐


Pengertian Konjungsi

Konjungsi adalah kata sambung yang digunakan tak hanya dalam bahasa tulis, namun juga dalam bahasa lisan sehari-hari. Konjungsi dibutuhkan untuk memadukan suatu perkataan atau kalimat. Adanya konjungsi juga akan lebih memperjelas hubungan dari suatu kata, frasa, klausa, kalimat, bahkan paragraf.

Konjungsi sendiri memiliki berbagai jenis sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. Tenang #StudyFriend seperti sebuah peribahasa, ‘berat sama dipikul, ringan sama dijinjing’, yang berarti bahwa pekerjaan akan cepat selesai jika dilakukan bersama-sama. Maka, di sini Stu akan menemani #StudyFriend untuk membahas jenis konjungsi, supaya lebih ringan dan menyenangkan.


Jenis-jenis Konjungsi

  • Berdasarkan Fungsi Kedudukannya
    1. Konjungsi Setara

      Konjungsi setara merupakan konjungsi yang digunakan untuk menunjukkan hubungan yang setara di antara dua atau lebih kata, frasa, klausa, atau kalimat. Konjungsi ini biasa digunakan untuk menyatakan suatu penggabungan.

      Konjungsi setara pun masih dirinci menjadi beberapa konjungsi, yaitu:

      1. Konjungsi yang menggabungkan bentuk biasa: dan, dengan, serta.
      2. Konjungsi yang menggabungkan pilihan: atau
      3. Konjungsi yang menggabungkan pertentangan: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya
      4. Konjungsi yang menggabungkan batasan: kecuali, hanya
      5. Konjungsi yang menggabungkan urutan: lalu, kemudian, selanjutnya
      6. Konjungsi yang menggabungkan persamaan: yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah
      7. Konjungsi yang menggabungkan kesimpulan: jadi, karena itu, oleh sebab itu
      8. Konjungsi yang menggabungkan pembetulan: melainkan, hanya
      9. Konjungsi yang menggabungkan penegasan: bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan
  1. Konjungsi Bertingkat Konjungsi bertingkat adalah kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat.

    Sama seperti konjungsi setara, konjungsi bertingkat pun dibagi menjadi beberapa rincian konjungsi, yaitu:

    1. Konjungsi yang menyatakan sebab: sebab, karena
    2. Konjungsi yang menyatakan syarat: kalau, jikalau, jika, bila, apalagi, asa
    3. Konjungsi yang menyatakan sasaran: untuk, guna
    4. Konjungsi yang menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, laksana
    5. Konjungsi yang menyatakan tujuan: agar, supaya
    6. Konjungsi yang menyatakan waktu: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.
    7. Konjungsi yang menyatakan akibat: sampai, hingga, sehingga
  • Konjungsi Intrakalimat (Antarklausa)
    1. Konjungsi Koordinatif Konjungsi koordinatif merupakan kata hubung menghubungkan dua atau lebih unsur satuan bahasa, baik kata maupun klausa yang berkedudukan setara.

      Contoh konjungsi koordinatif antara lain: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.

    2. Konjungsi Subordinatif Konjungsi subordinatif adalah kata hubung yang menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak setara atau memiliki derajat yang berbeda. Artinya, klausa yang dihubungkan merupakan bagian dari induk kalimat dan anak kalimat.

      Berbeda dengan konjungsi koordinatif yang tidak terbagi kembali menjadi beberapa jenis konjungsi, konjungsi subordinatif terbagi dalam beberapa jenis, yaitu:

      1. Kata hubung subordinatif atributif: yang
      2. Kata hubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.
      3. Kata hubung subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.
      4. Kata hubung subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.
      5. Kata hubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.
      6. Kata hubung subordinatif hasil: sehingga, sampai(-sampai), maka(-nya).
      7. Kata hubung subordinatif komplementasi: bahwa.
      8. Kata hubung subordinatif perbandingan: sama … dengan, lebih … dari(pada).
      9. Kata hubung subordinatif alat: dengan, tanpa.
      10. Kata hubung subordinatif cara: dengan, tanpa.
      11. Kata hubung subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.
      12. Kata hubung subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).
      13. Kata hubung subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.
  1. Konjungsi korelatif Konjungsi korelatif adalah kata hubung yang menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang mempunyai derajat yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Namun, kalimat yang dibentuk terkesan kompleks dan bervariasi, bisa setara, bertingkat, atau bisa pula berbentuk kalimat yang mempunyai dua subjek dan satu predikat.

    Contoh konjungsi korelatif, antara lain: baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ..., melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan ..., ... pun.

  • Konjungsi Penghubung Kalimat (Antarkalimat)

    Konjungsi pun digunakan sebagai penghubung antar kalimat. Dalam konjungsi antarkalimat ini, dibagi menjadi 7 makna hubungan dari kehadiran konjungsi tersebut, antara lain:

    1. Makna hubungan sebagai konsekuensi atau akibat: dengan demikian, akibatnya
    2. Makna hubungan atas keadaan sebenarnya: sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya
    3. Makna hubungan atas keadaan sebelumnya: malahan, bahkan, tak hanya itu.
    4. Makna hubungan yang menunjukkan kebalikan: sebaliknya, berbeda dengan
    5. Makna hubungan keadaan setelahnya: kemudian, selanjutnya, setelah itu.
    6. Makna hubungan yang mempertentangkan keadaan sebelumnya atau makna pertentangan: akan tetapi, sayangnya, namun.
    7. Makna hubungan kesediaan: biarpun begitu, meskipun demikian, walaupun demikian.
  • Konjungsi Penghubung Paragraf Konjungsi ternyata juga digunakan pada tingkat paragraf. Konjungsi antar paragraf digunakan untuk mengawali suatu paragraf yang memiliki korelasi dengan paragraf sebelumnya.

    Contoh dari konjungsi penghubung paragraf antara lain: oleh karena itu, di sisi lain, jadi, berdasarkan, dan sebagainya.


    πŸŽ‰YEAY, selesai sudah pembahasan dari Stu mengenai konjungsi nih, #StudyFriend!

    Stu berharap, #StudyFriend bisa lebih paham mengenai konjungsi dan juga penerapannya. Tidak lupa juga kegunaannya untuk bisa menjawab soal tentang konjungsi ketika SNBT nantinya ya!😊

    Sampai jumpa di Rangkuman #StudyFriend selanjutnya ya!πŸ€—πŸ˜š

    Selamat belajar #StudyFriend‼️🀩

Comments